Bisnis Skincare Tumbuh Pesat, Victoria Care (VICI) Masih Kinclong
KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Kinerja PT Victoria Care Indonesia Tbk (VICI) masih kinclong di tengah pandemi. Meningkatnya kesadaran hidup sehat mendorong pertumbuhan pesat bisnis skincare atau perawatan kulit.
Direktur Utama Victoria Care Indonesia Billy Hartono Salim mengatakan, selama masa pandemi, permintaan konsumen akan produk-produk perawatan wajah, tubuh, dan rambut tetap bertumbuh. Hal itu karena kondisi pandemi yang mengharuskan masyarakat di rumah saja membuat konsumen lebih banyak melakukan perawatan diri.
Berdiri tahun 2007, perusahaan yang memasarkan merek pewarna rambut Miranda ini terus mengembangkan kategori produk baru guna menangkap peluang tersohornya bisnis skincare. Peluncuran inovasi dan produk baru utamanya masih fokus di dekoratif, perawatan tubuh (body care), hair perawatan rambut (hair care), dan skincare.
Victoria Care terus berinovasi untuk mengeluarkan produk-produk baru yang sesuai dengan permintaan pasar. Hal ini akan ditunjang dengan tim research & iInnovation (R&I), hingga tim digital marketing untuk menjangkau lebih banyak lagi konsumen.
Misalnya pada tahun 2021, Victoria Care meluncurkan brand Nuface yakni produk perawatan wajah. Untuk bermain di segmen ini, VICI sudah mengeluarkan produk eyebrow, lip matte, serum, lip tint, sampai sunscreen.
“Selain agresif dalam meluncurkan berbagai produk baru di kategori dekoratif dan skincare, VICI juga semakin aktif dalam menjalankan beragam strategi promosi,” kata Billy kepada Kontan.co.id.
Awal tahun ini, sebenarnya VICI berencana untuk meluncurkan produk baru dan melakukan sejumlah kegiatan promosi. Namun rencana itu tertahan dengan adanya gelombang varian omicron sempat berpengaruh terhadap beragam.
Billy menjelaskan bahwa pertumbuhan bisnis skincare tumbuh cukup pesat hingga akhirnya menciptakan persaingan. Hal ini juga terjadi di industri skincare lokal, dengan membeludaknya merek-merek lokal.
Namun, dia menilai bahwa persaingan di dalamnya sebenarnya masih dalam batas wajar dan bisa jadi tolak ukur kalau bisnis ini akan terus berkembang di masa depan. Dengan banyaknya pemain di bisnis ini, maka Victoria Care terus berinovasi untuk menjawab kebutuhan-kebutuhan masyarakat Indonesia.
Inovasi inilah yang kemudian menjadi pembeda antara Victoria Care dengan kompetitornya. Salah satunya dengan meluncurkan produk-produk Nuface karena melihat transisi pandemi menuju endemi. Peluang itu menilai aktivitas masyarakat yang mulai banyak melakukan aktivitas di luar ruangan.
Segmen perawatan wajah tersebut diharapkan dapat mendorong penjualan VICI hingga akhir tahun. Sehingga dapat mengimbangi kontribusi dari segmen perawatan tubuh dan perawatan rambut yang menjadi penyumbang terbesar penjualan sampai saat ini.
Tak hanya itu, guna memperlebar sayap bisnis, aksi akuisisi juga ditempuh oleh Victoria Care. Meski baru bergabung di pasar modal pasar akhir tahun 2020, VICI sudah berani membeli merek dagang Secretclean yaitu produk kesehatan dari PT Natura Pesona Mandiri senilai Rp 100 miliar. Adapun transaksi jual beli ini telah disepakati pada 27 April 2022.
Produk unggulan Secretclean adalah antiseptik, baik hand sanitizer, disinfektan, hand wash, dan antiseptik. VICI berniat mengembangkan produk kesehatan sendiri, setelah menjadi distributor yang menjual dan mendistribusikan merek Secretclean.
Dari sisi proses distribusi pun menjadi perhatian emiten produsen dan distributor produk kosmetik ini. Mereka terus melakukan kerjasama dengan pihak supplier yang dibutuhkan untuk produk-produk baru yang sudah disiapkan. Guna memperluas distribusi produk, VICI bekerjasama dengan PT Kimia Farma Apotek (KFA).
Lewat kerjasama tersebut, ada sekitar 140 outlet Kimia Farma di daerah Jawa sampai Bali yang menyediakan display khusus produk Perseroan, seperti Herborist, Secret Clean, Nuface, hingga Miranda, serta menghadirkan produk-produk lain yang didistribusikan oleh Victoria Care seperti Bali Boat, Bali Dancer, hingga Secret Garden. Secara total, ada sekitar 600 outlet Kimia Farma yang menyediakan produk Victoria Care.
“Kerjasama tersebut diharapkan agar masyarakat Indonesia bisa lebih mudah mendapatkan produk-produk Victoria Care,” terang Billy.
Kerja sama itu akan dilengkapi dengan berbagai strategi pemasaran yang sempat terhenti akibat pandemi. Victoria Care akan lebih rajin mengikuti event, aktivitas promosi, dan sebagainya.
Selain itu, strategi penjualan akan dimaksimalkan baik offline atau online lewat akun Oemah Herborist yang ada di berbagai platform e-commerce di Indonesia.
Billy mengklaim bahwa berbagai strategi tersebut telah berhasil membaca tren pasar dengan baik dan mampu menghadirkan produk yang tepat. VICI juga memperkenalkan brand ambassador seperti Syifa Hadju untuk Herborist dan juga bintang drama Korea yaitu Ahn Hyo Seop untuk Nuface agar konsumen semakin mengenal produk-produk Victoria Care.
Billy tak menampik bahwa perubahan kebiasaan pasar seiring transisi dari pandemi menjadi endemi menjadi tantangan tersendiri bagi perseroan. Akibatnya, penjualan semester pertama 2022 turun 14% menjadi Rp 446,3 miliar yang utamanya disebabkan oleh penjualan antiseptik.
Kendati demikian, kinerja Victoria Care di kuartal kedua cenderung menguat dibanding kuartal sebelumnya. Di tengah turunnya penjualan, VICI pun masih mampu membukukan laba bersih senilai Rp 27,4 miliar hingga Juni 2022.
Hal ini menjadi optimisme bagi manajemen VICI untuk menatap kinerja lebih baik pada paruh kedua 2022. Di semester kedua ini, VICI melihat pertumbuhan signifikan untuk produk-produk non-antiseptik. Victoria Care meyakini dapat mencetak penjualan lebih baik seiring strategi dan inovasi yang diterapkan.
Sumber: https://industri.kontan.co.id/news/bisnis-skincare-tumbuh-pesat-victoria-care-vici-masih-kinclong