Terungkap! Ini Strategi Victoria Care Hadapi Pandemi
Jakarta, CNBC Indonesia – PT Victoria Care Indonesia Tbk (VICI) merupakan manufaktur kosmetik dan perawatan tubuh yang bisa membaca peluang di tengah kondisi pandemi melalui produk kesehatan yang baru diluncurkan.
Direktur Utama sekaligus pendiri perusahaan Billy Hartono Salim menjelaskan produk yang terkait dengan kesehatan tersebut antara lain desinfektan, hand sanitizer, masker, handwash hingga produk toilet seat.
Bagai gayung bersambut, sepanjang tahun 2020 produk kesehatan yang diluncurkan itu menunjang 10-15% terhadap penjualan. “Produk diluncurkan 2020 related dengan kesehatan. Meluncurkan dan distribusikan produk secret clean, hand sanitizer, desinfektan, yang total kontribusi lumayan besar,” ujarnya kepada CNBC Indonesia beberapa waktu lalu.
Selain produk kesehatan, produk perawatan rambut juga menunjang penjualan. Sehingga perusahaan mengembangkan produk itu sebagai suatu strategi di tengah pandemi ini. Karena kebijakan PSBB membatasi orang untuk beraktivitas di luar. Orang tidak berani ke salon karena takut akhirnya mereka melakukan cat rambut di rumah saja, sehingga produk perawatan rambut juga melonjak.
Tahun lalu, penjualan produk terkait kesehatan menunjang 15%, dan berlanjut pada Januari 2021. VICI masih yakin produk-produk kesehatan tahun ini masih akan tumbuh lebih dari 15%.
Di masa pandemi ini, perusahaan menyiapkan sejumlah strategi yaitu inovasi produk, baik untuk produk baru maupun produk yang sudah ada. Selain produk kesehatan, rangkaian warna baru dari cat rambut Miranda, yang diluncurkan pada Desember tahun lalu laris manis di pasaran. Hal ini tercermin dengan imbas penjualannya pada bulan Januari tahun ini.
Dengan segala upaya tersebut, ada hal lain yang juga tak luput dari strategi perusahaan. Di antaranya yang dilakukan juga merangkul marketplace serta tak lupa melibatkan Key Opinion Leader (KOL).
“Bayangkan saat seperti ini bekerjasama dengan Raffi Ahmad, Atta halilintar, Baim Wong, KOL yang mendukung brand tadi,” katanya lagi.
Setelah berbicara soal produk, kini bagaimana strategi perusahaan dalam memasarkan produknya. Di mana banyak diketahui, trafik di mal berkurang, agak sepi karena pembatasan operasional yang berlaku saat pandemi.
“Kita sasar rest area, mulai dari Tangerang sampai Jatim, setiap titik ada counter khusus ada produk berhubungan dengan kesehatan tadi,” tegasnya.
Perusahaan juga menyiapkan strategi lain dengan saluran distribusi di wilayah Indonesia Timur. Dia optimis, tahun 2021 akan tumbuh lebih tinggi. Bahkan perusahaan menargetkan pertumbuhan ada di kisaran 20-25%.
Hal lain yang mendukung pertumbuhan perusahaan antara lain pengembangan ekspor. Jepang dan China adalah dua negara yang dinilai memiliki peluang sangat besar untuk produk-produk yang diproduksi. Dengan konsep bahan baku natural khas Indonesia, masyarakat China sangat menyukai produk tersebut.
Semua “peluru” yang disiapkan itu, akan ditambah dengan 3S yang dimiliki perusahaan. 3S merupakan strategi yang dibuat oleh perusahaan untuk menggenjot pertumbuhan yang terus meningkat setiap tahunnya. Yaitu Smart, Speed dan Simple. Artinya, mampu membaca peluang hingga harus cerdik menganalisa kebutuhan pasar seperti apa.
“Pada waktu eksekusinya, kita juga melakukan eksekusi cepat dan simple, tanpa birokrasi berbelit-belit. Koordinasi simple, sederhana. Semua keputusan pada peluncuran produk baru dengan 3S itu,” pungkasnya.
Sebagai informasi, VICI baru saja melepas 15,02% sahamnya ke publik (IPO) dan memperoleh dana senilai Rp 100,80 miliar. Dana sebesar 26% akan digunakan untuk pembelian aset tetap berupa tanah dan bangunan, untuk menunjang fasilitas pergudangan dan sisanya 74% akan digunakan untuk modal kerja.
Hingga Juli 2020, perusahaan mencatat penjualan mencapai Rp 617,96 miliar. Sedangkan hingga Desember 2019 lalu pendapatan perusahaan mencapai Rp 797,79 miliar.
Secara rata-rata, Gross Profit Margin (GPM) per tahun selama empat tahun berturut-turut di atas 50%.
Sementara itu net income selama tujuh bulan tahun 2020 sudah tercapai Rp 97,07 miliar sedangkan selama 12 bulan tahun 2019, net income perseroan sebesar Rp 111,76 miliar.